Hallo beauty people.. Selamat datang kembali di channel youtube dokterkulit firda Dalam rangka memperingati hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Des 2020, sebagai bentuk solidaritas dan kampanye Menuju akhir AIDS 2030 Di segmen “know you know” kita akan kupas tuntas tentang “HIV dan AIDS Part 1, episode ke-2".
Apa itu HIV dan AIDS?
HIV itu sendiri adalah jenis virus bernama Human Immunodeficiency Virus. HIV secara spesifik menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan infeksi. Sederhananya, HIV adalah kondisi yang bisa menyebabkan penyakit AIDS.
Diagnosa HIV
Satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang mengidap HIV atau tidak adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling. Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes bersifat sukarela dan rahasia. Pertama, konseling akan diberikan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi, pola hidup keseharian, serta cara menghadapi hasil tes jika terbukti positif.
Tes HIV dan AIDS
Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV (melalui sampel darah) antara lain:
Jika skrining menunjukkan pengidap terinfeksi HIV (HIV positif), pengidap perlu menjalani tes selanjutnya, untuk memastikan hasil skrining, membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pengidap, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium.
Tes lanjutan bila skrining positiv
Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Jumlah CD4 normal berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. AIDS terjadi jika hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA yang berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan perkembangan virus yang tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.
Tes resitensi (kekebalan) dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat bagi pengidap. Hal ini dikarenakan beberapa pengidap memiliki resistensi terhadap obat tertentu.
Hasil Tes Negatif HIV
Jika hasil tes Anda negatif, artinya di dalam tubuh Anda tidak memiliki antibodi Human Immunodeficiency Virus. Jika hasil tes negatif tetapi konseling menyimpulkan bahwa yang bersangkutan memiliki faktor risiko cukup besar, maka tes HIV akan diulang satu sampai tiga bulan setelah tes pertama dilakukan.
Hasil Tes Positif HIV
Jika hasil tes Anda positif (reaktif), tandanya Anda memiliki antibodi HIV dan memiliki infeksi penyakit tersebut. Meski positif HIV, namun belum berarti Anda juga memiliki AIDS. TIdak ada yang tahu pasti kapan seseorang terinfeksi virus HIV akan mengalami AIDS.
Bagaimana cara mengobati HIV dan AIDS?
HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan karena tidak ada obatnya. Namun, gejala penyakit bisa dikendalikan dan sistem imun bisa ditingkatkan dengan pemberian terapi antiretoviral (ARV). Obat ARV tidak dapat menyembuhkan, tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat. Selain itu, ARV juga membantu mengurangi risiko penularan HIV.
Terapi ARV (antiretroviral) adalah sekumpulan obat yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi akibat penyakit HIV. Tujuan utama obat ARV adalah mencegah dan mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh dan menghambat virus dalam memperbanyak diri. Dengan begitu, jumlah virusnya di dalam tubuh tidak terus bertambah.
Berkurangnya virus HIV memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk bisa pulih dan cukup kuat untuk melawan infeksi dan kanker. Selain itu, ketika jumlah virusnya rendah dan tidak terdeteksi, kemungkinan untuk menularkan infeksi Human Immunodeficiency Virus ini ke orang lain pun berkurang.
Pengobatan dimulai setelah virus mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh pengidap. Kondisi ini dapat dilihat dengan memeriksa kadar sel CD4 dalam darah. Pengobatan biasanya disarankan jika CD4 sudah mendekati 350. Tujuannya adalah untuk menurunkan kadar virus HIV serta untuk mencegah penyakit yang terkait dengan HIV dan kemungkinan untuk menyebarkannya juga menjadi lebih kecil.
ARV
Hal yang perlu digarisbawahi, obat ARV tidak menyembuhkan HIV. Obat ARV tidak bekerja dengan cara membunuh virus secara aktif. Sebaliknya, ARV menargetkan dan memblokir berbagai tahapan siklus hidup virus. Dengan demikian, virus tidak dapat mereplikasi dan membuat salinan dirinya sendiri
Sehingga jumlah virus HIV BERKURANG di tubuh pengidap HIV. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh cukup kuat untuk melawan penyakit. Jika pengobatan terus berlanjut tanpa gangguan, populasi virus dalam tubuh akan turun ke titik yang dianggap tidak terdeteksi.
Pengidap HIV atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA) harus mengonsumsi obat ini seumur hidupnya. apabila seorang ODHA melewatkan dosis obat ini, maka virus dapat mulai menggandakan dirinya lagi di tubuh mereka.Karena virus tidak terbunuh, ia dapat muncul kembali (rebound) jika pengobatan tiba-tiba dihentikan.
Hal yang sama juga dapat terjadi jika obat tidak diminum secara konsisten sesuai resep. Seiring waktu, dosis yang tidak konsisten juga dapat menyebabkan perkembangan resistensi virus terhadap obat dan pada akhirnya berakibat pada kegagalan pengobatan Obat ARV harus dikonsumsi pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat agar dapat bekerja dengan baik. Hal tersebut tidak selalu mudah, obat ARV dapat menyebabkan efek samping sehingga beberapa orang berhenti meminumnya.
Efek Samping ARV
Semua pengobatan pasti memiliki efek samping. Tak terkecuali pengobatan untuk HIV ini. Berikut efek samping yang umumnya terjadi:
Manfaat Terapi ARV
Dengan pengobatan yang tepat, seseorang yang baru terinfeksi HIV dapat berharap untuk menjalani hidup mendekati normal. Menurut penelitian, seorang pria berusia 20 tahun yang terinfeksi HIV saat ini, dapat bertahan hidup hingga usia 70-an dan seterusnya. Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, (1/12/2019), berdasarkan kajian WHO, seorang ODHA yang mengonsumsi ARV secara efektif dapat mengurangi risiko penularan ke pasangan seksual yang tidak terinfeksi hingga sebesar 96 persen.
Saat terdeteksi infeksi Human Immunodeficiency Virus, Anda biasanya diminta untuk minum obat ART sesegera mungkin. Apalagi jika Anda sedang dalam kondisi berikut:
ARV
Seiring berjalannya waktu, HIV bisa menjadi kebal terhadap satu golongan ARV. Oleh karena itu, kombinasi golongan ARV akan diberikan pada penderita. Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat yang diberikan berbeda-beda pada tiap pengidap. Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral (ART).
Jenis ARV
- NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors), berfungsi untuk menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri.
- NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors), berfungsi untuk menghambat perkembangan HIV di dalam sel tubuh.
- Protease inhibitors, berfungsi untuk menghilangkan protease, jenis protein yang dibutuhkan HIV untuk menggandakan diri.
- Entry inhibitors, menghalangi HIV masuk ke dalam sel CD4.
- Integrase inhibitors, jenis ARV ini menghilangkan integrase, protein yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetik ke dalam sel-sel CD4.
Pengobatan di rumah Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi HIV dan AIDS?
Jika Anda positif terkena, Anda dapat menularkan virus ke orang lain meski tubuh tidak menunjukkan gejala apapun. Untuk itu, lindungi diri Anda dan orang lain dan cegah penyebaran HIV dengan cara:
Kondom
Jika Anda memiliki HIV dan hamil, berkonsultasilah dengan dokter yang memiliki pengalaman tentang pengobatan infeksi Human Immunodeficiency Virus. Tanpa pengobatan, sekitar 25 dari 100 bayi yang lahir dari ibu dengan HIV juga terinfeksi. Namun, ibu hamil dapat secara langsung mengurangi risiko penularan kepada calon anaknya dengan rutin menggunakan obat-obatan HIV/AIDS, melahirkan lewat operasi caesar, dan tidak menyusui ASI eksklusif.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda menunjukkan satu atau lebih gejala HIV/AIDS seperti yang telah disebutkan di atas, segeralah periksakan diri ke dokter. Kondisi tubuh masing-masing orang berbeda. Setiap orang mungkin menunjukkan tanda-tanda yang berbeda. Namun meski tidak merasa atau menunjukkan gejala apa pun, Anda masih dapat menularkan virus HIV ke orang lain.
Point Pentingnya
Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti HIV/AIDS segera konsultasikan ke dokter di kota kalian ya. Jangan sembarangan mengobati. Penanganan yang terlambat atau tidak tepat akan mempercepat HIV menjadi AIDS.
- Terima kasih sudah membaca artikel ini. Yukk bersama kita mengedukasi masyarakat. Mari kita bersama melawan covid-19 dengan self distancing, di rumah saja, cuci tangan, dan jaga kesehatan. Untuk pembahasan lebih detailnya bisa ditonton Youtube Dokterkulit Firda / Lewat Video Dibawah ini :
Jangan lupa subscribe, like, comment dan share ke teman-teman kalian ya..
#hiv #aids #hivaids #hariaidssedunia #youtubedokterkulitfirda #dokterkulitfirda #dokterfirdaspkk #dokterjerawat #dokterflek #dokterhits #dokterkulithits #dokterkulitsurabaya #dokterkulitbangil #dokterkulitpasuruan #dokterkulitpandaan #dokterkulitwanita #dokterkulitbagus #hafiraskincare